Berbicara
tentang layanan yang dikerjakan oleh suatu lembaga sosial, tidak terlepas dari
administrasi dan Standar Opersional Prosedur. Menurut Stein konsep administrasi
sebagai “proses penentuan dan pencapaian sasaran-sasaran organisasi melalui
suatu sistem yang terkoordinasi dan upaya-upaya kerja sama, dan Standar
Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan
sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja lembaga berdasarkan indikator-
indikator teknis, administrasif dan prosedural sesuai dengan tata kerja,
prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan.
Pengertian Standar Prosedur Operasional
Yang dimaksud dengan Standard Operating Procedure
adalah dokumen yang berisi tentang proses yang dilakukan secara
terstruktur untuk menyelesaikan pekerjaan hingga memberikan hasil yang
efektif (tepat), efisien (mudah) dan maksimal (sebaik-baiknya). Bisa
dikatakan bahwa hampir setiap instansi, organisasi, unit kerja dan
segala sesuatu yang sifatnya tersistem membutuhkan SOP dalam setiap
kegiatan resmi yang mereka lakukan. Pengadaan dokumen ini juga bukanlah
sekedar bualan atau formalitas belaka melainkan saat saat sampai dimuka
hukum turut pula disertakan sebagai alat bukti. Jadi kepentingan dalam
hal penyusunan SOP haruslah benar-benar dibuat oleh orang yang kompeten
dan berpengalaman dibidangnya.
Prinsip Standard Operating Procedure
Prinsip SOP yang selalu digunakan secara
umum oleh setiap instansi/ organisasi yang berbadan hukum telah
ditetapkan alam PERMENPAN PER/21/M-PAN/11/2008. Disebutkan bahwa
penyusunan SPO harus memenuhi prinsip-prinsip antara lain: kemudahan dan
kejelasan, efisiensi dan efektivitas, keselarasan, keterukuran,
dinamis, berorientasi pada pengguna, kepatuhan hukum, dan kepastian
hukum. Berikut ini beberapa prinsip lain yang kami rekomendasikan.
- Konsisten. Harus dilaksanakan terus-menerus dari
waktu ke waktu, oleh siapapun, dan dalam kondisi apapun diseluruh
jajaran organisasi/ pemerintahan/ perusahaan.
- Komitmen. Harus dilaksanakan dengan tekad bersama dari level yang paling rendah dan tertinggi di dalam suatu instansi/ organsasi.
- Kesetaraan. Harus dilaksanakan secara keseluruhan oleh pegawai yang bersangkungan tanpa pandang bulu.
- Mengikat. Harus mengikat pelaksana dalam melaksanakan tugasnya.
- Melindungi. Harus melindugi (safety) pelaksana dari berbagai faktor resiko dalam menyelesaikan pekerjaannya.
- Kejelasan. Harus menggunakan bahasa persuasif yang mudah dimengerti oleh orang biasa (orang awam) dan menghindari maksud yang ambigu.
- Menjadi alat ukur. Harus dapat digunakan untuk mengukur kinerja petugas pelaksana dan mengukur mutu hasil yang diperoleh.
- Masing-masing terhubung satu sama lain. Setiap
karyawan memiliki peran tertentu dalam prosedur yang distandarkan.
Kelalaian seorang karyawan dalam melaksanakan perannya akan mengganggu
keseluruhan proses yang akhirnya berdampak pada hasil yang diperoleh.
- Terdokumentasi dengan baik. Seluruh prosedur yang
telah distandarkan harus didokumentasikan dengan baik, sehingga dapat
dijadikan referensi bagi setiap mereka yang memerlukannya.
- Senantiasa berkembang. Harus terbuka terhadap koreksi demi penyempurnaan sehingga memperoleh prosedur yang semakin efisien dan efektif.
- Rahasia. Tidak untuk dipublikasikan dimana hanya diketahui oleh pelaksana dan pejabat terkait, terkecuali saat diminta oleh pengadilan.
Tujuan pembuatan dan pelaksanaan Standar Prosedur Operasional
Protap tidak dibuat untuk disimpan di
lemari sehingga tetap seperti masih baru dan belum terlipat-lipat. Ini
adalah pertanda bahwa aturan tersebut tidak sering dibaca oleh petugas
yang bersangkutan. Jadi, bacalah itu secara berulang-ulang agar anda
tidak hanya bekerja berdasarkan insting sehingga beresiko
tinggi melakukan kesalahan. Pada dasarnya, dokumen Standar Prosedur
Operasional ini ditujukan untuk menjamin proses kerja yang dilaksanakan
terbebas dari kesalahan yang merugikan banyak pihak. Panduan/ pedomanan
ini bertujuan sebagai kerangka pelaksanaan, diantaranya adalah sebagai
berikut.
- Mengajari & Mengarahkan pegawai pelaksana.
Merupakan salah satu bentuk edukasi yang telah didokumentasikan secara
terstruktur untuk lebih mudah dipelajari dan dimengerti.
- Menjamin proses. Merupakan sebuah jaminan bahwa segala sesuatu yang telah tertulis sudah teruji dan terukur dari waktu ke waktu.
- Meminimalisir kesalahan. Merupakan sebuah langkah antisipasi yang menghindarkan pelaksana dari kesalahan perorangan (human error) maupun kesalahan mesin (technical error).
- Menjamin keselamatan pegawai pelaksana. Merupakan suatu pencegahan agar pelaksana tugas terhindari dari kecelakaan kerja.
- Menjamin hasil. Merupakan sebuah jaminan bahwa Protap tersebut telah dilaksanakan berulang-ulang dan memberikan hasil yang baik.
- Menjamin konsistensi. Merupakan jaminan pelaksanaan tugas yang terstruktur dari waktu ke waktu.
- Alat ukur selama monitoring. Merupakan salah satu standar pengawasan yang dilakukan oleh pejabat terkait.
- Alat ukur kinerja. Merupakan sebuah penilaian bagi pejabat terkait (manajemen) untuk mengevaluasi karyawan pelaksana.
- Kelengkapan dokumen. Merupakan salah satu syarat manajerial yang baik dan sesuai standar.
- Melindungi dimuka hukum. Merupakan suatu
alat bukti yang bisa melindungi petugas pelaksana dan organisasi
(perusahaan) saat ada kejadian tak terduga yang sampai dimuka hukum.
Manfaat SPO bagi seluruh karyawan pada khususnya dan sistem (organisasi) pada umumnya
Organisasi/ sistem yang tertata dengan baik jelas membutuhkan aturan yang terstruktur dimana salah satu aturan tersebut adalah Standar Prosedur Operasional.
Tidak ada Protap yang dibuat dalam waktu singkat sebab aturan ini terus
saja berubah dari waktu ke waktu untuk lebih mengefisienkan dan
mengefektifkan pelaksanaannya. Hanya pejabat yang kurang cerdaslah yang
menyimpan SOP dilemarinya tanpa dibaca dan disesuaikan menurut situasi
dan kondisi yang dihadapi dari waktu ke waktu. Pembuatan dan pelaksanaan
yang sistematis selalu menghasilkan keuntungan baik secara personal
maupun secara keseluruhan. Pada dasarnya keuntungan yang kami maksudkan
adalah
Keuntungan yang diperoleh
secara keseluruhan.
-
Mewujudkan kewajiban organisasi sesuai undang-undang.
Sudah sejak lama ketika diberlakukan bahwa setiap organisasi yang ada
di negeri ini memiliki prinsip yang tidak bertentangan dengan
Pancasila. Juga ada undang-undang yang mengatur tentang organisasi atau
badan usaha tertentu dimana mereka diwajibkan untuk melengkapi Standard Operating Procedure.
-
Sebagai pertanda bahwa perusahaan/ instansi tersebut terpercaya (kredibel).
Ada banyak organisasi baru yang masih belum memiliki prosedur kerja
yang terdokumentasi dengan baik. Ini bisa saja mengurangi penilaian
konsumen terlebih ketika konsumen dimaksud adalah orang berpendidikan
yang lebih percaya pada lembaga terakreditasi atau yang sudah ISO.
-
Melatih karyawan dalam pola-pola yang terpimpin & seragam tanpa harus diperintah terus-menerus.
Protap adalah perintah yang tidak harus dikatakan setiap hari atau
setiap minggu sebab masing-masing karyawan telah mengetahui dengan jelas
Standar Prosedur Operasional yang berhubungan dengan tupoksinya.
-
Demi penyusunan SOP yang lebih baik.
Saat Standard Operating Procedure telah terdokumentasi
dengan baik maka hal tersebut dapat langsung dibandingkan dengan
pelaksanaannya sehari-hari. Pejabat pembuat SPO dapat belajar dari
kendala-kendala yang dilaporkan oleh petugas pelaksana. Sehingga diwaktu
mendatang dapat lebih menjelaskan, menegaskan dan menuliskan tentang
hambatan/ kesalahan tersebut secara detail dalam revisi berikutnya.
-
Kelengkapan dokumen organisasi.
Setiap organisasi memiliki aturan dimana semuanya telah
terdokumentasi dengan baik. Bahkan ketika sebuah perusahaan ingin
mencapai level manajemen yang lebih baik berdasarkan penilaian
Akreditasi dan ISO, niscaya salah satu syarat mutlak adalah dokumen (Protap) yang lengkap.
-
Mengantisipasi karyawan dari kesalahan administrasi (malpraktek).
Sebagai peringatan kepada petugas pelaksana agar terhindar dari
penyimpangan administrasi yang merugikan dirinya sendiri dan perusahaan/
organisasi/ instansi yang bersangkutan.
-
Sebagai alat bukti di pengadilan bila petugas pelaksana terduga malpraktek.
Standar Prosedur Operasional sangat bermanfaat sebagai instrumen
untuk melindungi pegawai dari tuntan hukum karena diduga telah melakukan
kesalahan (penyimpangan).
Manfaat bagi karyawan
bersangkutan.
Pra pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.
-
Wujud kedisplinan dalam bertugas.
Untuk memperlancar proses pembelajaran bagi karyawan baru, perlu SOP
yang sudah tertata dengan baik sehingga lebih mudah dipahami dan
dimengerti.
-
Mengedukasi karyawan bersangkutan.
Ini dilakukan untuk mempermudah pemahaman petugas terhadap pekerjaan
yang sistematis secara keseluruhan. Jika Dokumen Standar Prosedur
Operasional telah terdokumentasi dengan baik maka proses pelatihan
karyawan baru/ lama membutuhkan waktu yang lebih efisien.
-
Memberikan informasi tentang tugas dan fungsi masing-masing.
Setiap karyawan memiliki bagian masing-masing dalam bertugas. Semua
perbedaan tanggung jawab tersebut biasanya telah tertulis jelas dalam
SPO. Tugas pokok dan fungsi yang telah tertuang dengan jelas membuat
staf dapat memforsir kemampuan dan potensinya untuk fokus menyelesaikan
semuanya itu sesuai tenggat waktu yang ditetapkan.
-
Memberikan informasi tentang kompetensi yang harus dikuasai.
Setiap Standar Prosedur Operasional memuat dengan jelas apa-apa saja
bidang ilmu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tanggung jawab tersebut.
Dengan demikian, petugas pelaksana dapat lebih fokus mencari tahu
informasi tentang kompetensi tersebut, membaca beberapa literatur bahkan
mengikuti pelatihan di luar jam kerja.
-
Memberikan informasi tentang beban tugas yang diemban.
Merupakan suatu petunjuk bagi seorang pegawai untuk mengetahui sejauh dan sebesar apa tugas yang diberikan kepadanya.
-
Membantu pegawai untuk mandiri dan bebas intervensi pihak manapun.
Seorang teman kami diarahkan oleh supervisi untuk melakukan pekerjaan
sesuai kehendaknya orang tersebut. Lantas teman kami itupun menjawab
dia katanya, “boleh saja, tolong diubah SPO-nya ya….” Inilah salah satu kegunaan SOP, dimana setiap petugas bebas dari intervensi pihak manapun (termasuk pejabat yang lebih tinggi) dalam melaksanakan tanggung jawabnya masing-masing.
-
Membantu karyawan menilai diri sendiri.
Ini adalah sebagai salah satu langkah pencegahan sekaligus memberi
kesempatan bagi karyawan tersebut untuk menilai diri sendiri. Sembari
membaca atau mengingat SPO, ia bisa membanding-bandingkannya dengan apa
yang telah dilakukannya selama ini. Apakah semuanya itu sudah sesuai
prosedur atau belum.
-
Membantu meningkatkan kompetensi karyawan.
Kompetensi yang senantiasa berkembang adalah yang berhungan dengan
bidang pekerjaan yang selalu digeluti dari waktu ke waktu. Update SPO
yang terus dilakukan oleh pejabat terkait juga membantu para karyawan
untuk meningkatkan kemampuan kerja sesuai tupoksi (tugas pokok dan
fungsi) masing-masing.
Manfaatnya dalam proses pelaksanaan tupoksi.
-
Mengarahkan petugas pada alur kerja masing-masing.
Setiap tanggung jawab yang diberikan kepada staf biasanya memiliki
alur kerja yang terstruktur dari awal sampai akhir. Dengan adanya SPO,
masing-masing staf bisa memaksimalkan kemampuan dan potensinya untuk
bekerja sesuai tahapan tersebut.
-
Melatih petugas pelaksana agar bekerja dengan konsisten.
Mengarahkan karyawan agar mampu mempertahankan cara kerja yang
tersistem secara terus-menerus dari waktu ke waktu. Untuk menjadi
konsisten dibutuhkan waktu yang lebih untuk mewujudkannya. Artinya
pegawai lama seharusnya lebih konsisten dalam bekerja dibandingkan
dengan yang baru-baru diterima kerja (magang).
-
Mengurangi tingkat kesalahan.
Kesalahan dalam suatu pekerjaan diidentifikasi dengan mengetahui apa
faktor yang beresiko menyebabkan semuanya itu. Faktor penghambat semacam
ini harus diantisipasi oleh petugas pelaksana sedini mungkin. Dengan
adanya Standard Operating Procedure setiap kesalahana yang
terjadi dapat ditelusuri baik-baik sehingga dapat dicegah di waktu yang
akan datang dan demi pembuatan dokumen SPO yang lebih mutakhir.
-
Mengurangi tingkat keraguan.
Terkadang dalam pelaksanaan suatu tugas diperoleh hasil yang
menimbulkan keraguan tetapi rasa itu bisa ditepis jika petugas pelaksana
dapat melakukan check & recheck ke belakang dengan
memeriksa kembali alur tugasnya. Apakah sudah terlaksana dengan baik
atau belum. Sehingga dari semuanya itu bisa diambil suatu kesimpulan,
hasil tersebut “benar atau salah!”
-
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas tahapan yang dilakukan.
Pekerjaan yang efisien dapat diselesaikan dengan pemakaian sumber daya dan waktu yang memadai (seimbang dengan beban kerjanya – efisien).
Suatu Protap juga digunakan agar memberikan kejelasan kepada petugas
agar pekerjaannya tidak tumpang-tindih dengan pekerjaan karyawan lainnya
(efektif).
-
Untuk mencapai hasil maksimal.
Hasil yang baik mustahil bisa dicapai tanpa prosedur yang terencana
dengan benar. Jadi jalan terbaik untuk mencapai hasil yang mendekati
kebenaran adalah “tulis apa yang anda lakukan dan lakukanlah apa yang anda tulis.”
Kegunaan SOP pasca pelaksanaan tupoksi dan manfaat khusus lainnya.
-
Untuk menjamin mutu (kualitas) proses dan hasil yang dilaksanakan.
Ada banyak situasi dan kondisi tidak terduga yang dihadapi oleh para
pekerja di lapangan. Tetapi dengan adanya SOP yang jelas, karyawan tidak
bingung harus melakukan apa saat diperhadapkan dengan sikon yang
berbeda-beda. Pelaksanaan pelayanan sesuai dengan protap yang berlaku
adalah sebuah pertanda bahwa proses kerja yang dilakukan bisa dipercaya
dan hasilnyapun telah mendekati kebenaran.
-
Untuk memantau/ mengawasi setiap tahapan kerja.
Pengawasan dibutuhkan untuk mengenali sedini mungkin resiko
terjadinya kesalahan maupun penyalahgunaan wewenang yang merugikan
pegawai itu sendiri maupun perusahaan yang bersangkutan. Sehingga segala
bentuk penyimpangan bisa diminimalisir sekecil-kecilnya.
-
Untuk menilai kinerja karyawan.
Supervisi yang melakukan penilaian secara sistematis dapat
membandingkan kinerja pelayanan dengan standar kinerja yang dimiliki.
Pembuatan standar kinerja ini bisanya berhubungan erat dengan
pelaksanaan SPO pelayanan sehingga dapat mempresentasikan angka-angka
yang valid (mendekati fakta). Ini juga salah satu bentuk evaluasi agar pegawai yang bersangkutan bisa mengoreksi kesalahannya selama ini.
Contoh SOP:
Komentar
Posting Komentar